Teman adalah seseorang yang menghiasi hidup kita. Teman
karib adalah yang melebihi teman biasa. Sebuah pertemanan hanya perlu satu
landasan yang sama. Untuk tujuan, asal bisa saling menghargai perbedaan itupun
tak jadi masalah. Tak perlu waktu yang lama agar sebuah pertemanan itu
terjalin. Nurani yang akan menentukan sebuah pertemanan itu akan semakin dekat
atau renggang. Dalam waktu yang singkatpun bias terjadi sebuah pertemanan
karib.
Dan kali ini, ane bakal cerita tentang seorang teman. Teman
ane sejak dari SMP. Waktu SMA juga kami satu sekolah. Cerita pertemanan bermula
ketika kami duduk di kelas 8 SMP. Ane kenal dia setelah kami sama-sama masuk
OSIS. Setelah lulus dari SMP, kami melanjutkan ke sekolah yang sama. Pertama kali
masuk Ospec ane tak punya kendaraan sendiri buat berangkat sekolah, masih
antar-jemput. Saat itu dia nawarin tumpangan, ya dah ane terima aja. Semenjak
itu kemana-mana kami sering bareng.
Mulai dari masuk Rohis, Pecinta Alam, dan Pramuka kami
sama-sama ikuti. Tapi dia bertahan di Pecinta Alam dan ane bertahan di Rohis
sama Pramuka. Karena dia jugalah ane jadi tau daerah-daerah belum ane kunjungi.
Dulu tiap minggu sering maen-maen. Ke pantai, main bilyard, makan mie ayam,
makan steak, ke gunung, maen poker di warnet, nongkrong di gardu, badminton, ke
angkringan, nganterin ayam sayur ke pengepul dan banyaklah pokoknya.
Sering juga ane tidur di kamar dia, berbagi kasur. Bulan
ramadhan tahun 2009 ane nginep di rumah dia sampe 3 hari nggak pulang ke rumah.
Orangtua ane juga nggak nyariin kalo ane maen sama dia. Dan masih banyak cerita
selama 5 tahun keakraban yang dijalani yang belum terurai dalam kata-kata.
Sejak lulus SMA sudah jarang lagi ketemu. 2 minggu lalu
sempat SMS-an dan di bilang ane suruh mampir buat nyoba roti. Dan benar, 24
Nopember 2012 kemarin dia dipanggil ke Rahmatullah, ane melayat dan makan snack
isi roti yang disuguhkan. Ane udah nepatin janji buat nyobain rotinya. Sebulan
lagi hari ulang tahun dia yang ke-19. Betapa cepat dia meninggalkan semua ini.
Sungguh begitu kehilangan, padahal 2 minggu lalu kita masih SMS-an. Sungguh sulit percaya, seperti mimpi. Namun semua ini
udah suratan takdir, Allah Maha Segalanya. Dia yang menciptakan dan kepada-Nya lah makhluk ciptaan-Nya kembali. Ikhlas adalah jalan terbaik. Kami berdoa selalu untuk
jalanmu.
Selamat Jalan Bung! Semoga doa kami menerangi jalanmu.
Aamiin Yaa Rabbal’alamin.
In Memory Of Gilang Pradana Putra
(24 November 2012)